Ilustrasi Perseteruan SBY dan Sudirman Said beberapa waktu lalu (foto by : beritasatu.co) |
"Namanya kepegang karena seluruh komunikasi terbuka siapa e-mail ke siapa, siapa SMS ke siapa, siapa telepon ke siapa sudah jelas, perusahaan mana yang diatur tanda kutip sudah jelas," ungkap Staf Khusus Menteri ESDM, Said Didu, Rabu (11/11/2015).
Berdasarkan hasil audit tersebut, terungkap adanya sebuah grup usaha yang menguasai kontrak suplai minyak senilai Rp250 triliun. Said berharap pemerintah segera bergerak cepat menuntaskan mafia migas tersebut agar tidak ada resistensi.
Said tak menampik adanya keterlibatan oknum PT Pertamina (Persero) dalam indikasi anomali pada pengadaan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Perlu dijaga sekarang jangan sampai resistensi Pertamina dan Petral menghilangkan data ini" ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi VII DPR, Kurtubi menilai bahwa audit forensik Petral pada 2012-2014 bisa dijadikan sampel untuk mengungkap mafia migas di tahun-tahun sebelumnya.
“Periode tersebut hanya penggalan sampel yang diasumsikan mewakili populasi periode waktu yang lebih panjang ke belakang, mengingat mafia migas mungkin pemain-pemain berikut bekingnya ya itu-itu juga orangnya,” kata Kurtubi. (TCP/rimanews)