Berbeda dengan Microsoft yang gencar membuat device hybrid, Apple malah menghindarinya.
Bagi kamu yang belum tahu, hybrid adalah device 2-in-1 seperti Surface Pro, Surface Book, Axioo WinDroid 9G, atau device lain yang bisa dijadikan tablet dan laptop sekaligus. Agar bisa nyaman, tentu OS tersebut harus memenuhi kebutuhan keduanya — enak saat dipake jadi tablet (touch friendly) dan enak juga saat dipake jadi laptop (mouse + keyboard friendly).
Kami merasa pengguna tidak begitu membutuhkan hybrid Mac dan iPad. Karena jika hal itu terjadi maka experience nya tidak akan sebagus yang diinginkan pengguna. Jadi kami memilih untuk membuat tablet terbaik di dunia dan Mac terbaik di dunia. Menggabungkan keduanya menjadi hybrid tidak akan membuatnya jadi device terbaik, kamu akan mengorbankan banyak experience didalamnya. — CEO Apple, Tim Cook.
Microsoft sudah berusaha menciptakan OS hybrid sejak era Windows 8, lalu diperbaiki di Windows 8.1, dan akhirnya sampai berlanjut ke Windows 10. Memang harus diakui bahwa sejak dijadikan OS hybrid, Windows menjadi kurang begitu konsisten, khususnya dari segi UI. (Baca juga: 3 Kejanggalan Windows 10 yang Masih Bisa Kamu Temui Hingga Saat Ini)
Jika melihat sejarah kebelakang, Windows 8.x dibuat begitu nyaman bagi pengguna tablet dengan menghilangkan start menu dan menggantinya dengan Start Screen. Hasilnya banyak pengguna desktop yang kecewa dengan perubahan itu.
Solusinya Microsoft menciptakan Continuum di Windows 10, yang mengubah UI ke tablet mode saat keyboard hybrid dilepas, dan ke desktop mode saat keyboard hybrid dipasang kembali.
Tetapi memang di versi awal Windows 10 ini user experience pengguna hybrid dalam mode desktop dan tablet masih terasa campur aduk. Contohnya konteks menu di taskbar, karena dibuat agar touch friendly pasca November Update dengan merenggangkan jarak antar menu, pengguna desktop malah merasa konteks menu tersebut kebesaran dan boros ruang, terlebih di layar monitor dengan resolusi standar.
Hal yang sama juga dirasakan pengguna tablet.
Intinya masih terasa bahwa apa yang enak di desktop menjadi kekecilan dan sulit dinavigasikan di tablet, dan apa yang enak di tablet menjadi kurang nyaman di desktop.
Sepertinya ini menjadi PR bagi Microsoft agar kedepannya device hybrid 2-in-1 tidak hanya keren, modern, dan produktif — tetapi juga menyediakan user experience yang nyaman dan konsisten saat digunakan sebagai tablet ataupun laptop. Tentu hal ini tidak akan mudah, kita lihat saja seperti apa experience Windows 10 pasca update mayor Redstone tahun 2016 mendatang.
Bagaimana dengan kamu, setujukah kamu bahwa sejak dijadikannya Windows sebagai OS hybrid (mulai era Windows 8.x dan berlanjut hingga Windows 10 sekarang ini), membuat user experience nya malah jadi kurang maksimal? Lalu apa solusi terbaik untuk mengatasi hal ini?
Bagikan pendapat kamu disini.