Tahu Dan Tempe Mana Yang Lebih Bergizi



Tahu atau Tempe? Mana yang Lebih Baik?

Orang Indonesia tentunya akrab dengan kedua bahan pangan ini, tahu dan tempe. Bagaimana tidak? Kedua bahan pangan tersebut selalu menjadi santapan setiap hari bagi segenap masyarakat Indonesia. Bukan hanya karena rasanya yang enak dan harganya yang sangat terjangkau, namun tahu dan tempe dipercaya oleh rakyat Indonesia memiliki nilai gizi yang komplit dan juga bermanfaat bagi kesehatan. Tidak heran jika tahu dan tempe selalu dicari setiap hari.

Meski keduanya selama ini diketahui sangat bergizi, namun ternyata salah satu dari kedua bahan pangan tersebut ada yang lebih bergizi dan lebih menyehatkan, yang manakah itu?

Tahu dan tempe memang sama-sama terbuat dari kedelai, namun cara pembuatan kedua makanan tersebut sangatlah berbeda. Tahu dibuat dari sari kedelai (perasan biji kedelai) yang diendapkan dengan cara penambahan koagulan. Sementara tempe dibuat dari biji kedelai yang difermentasi oleh Rhizopus. Jadi, ada perbedaan yang mendasar dari kedua bahan pangan tersebut, yaitu tempe merupakan produk fermentasi sedangkan tahu bukanlah produk fermentasi. Perbedaan cara pembuatan pada tahu dan tempe tersebut membuat kedua bahan pangan itu memiliki kandungan nutrisi yang sangat berbeda. Perbedaan kandungan nutrisi itulah yang kemudian menentukan mana yang lebih baik diantara keduanya. So, mana yang lebih baik?

Tahu atau Tempe?

Sebelum menjawabnya, ada hal yang perlu Kita tahu terlebih dahulu. Secara alami, biji kedelai mengandung senyawa yang dikatakan “antinutrisi”, artinya senyawa-senyawa tersebut menghambat proses pencernaan nutrisi tertentu yang terkandung dalam bahan makanan lain yang juga dikonsumsi. Apa saja senyawa-senyawa antinutrisi tersebut? Senyawa-senyawa antinutrisi yang terdapat dalam biji kedelai adalah fitat (asam fitat), saponin, soyatoksin, inhibitor tripsin, goitrogen dan fitoestrogen.

Senyawa antinutrisi yang telah disebutkan itu secara alami memang terdapat dalam biji kedelai, namun ternyata proses fermentasi dapat menghancurkan senyawa-senyawa tersebut. Itulah sebabnya mengapa tahu lebih banyak mengandung senyawa antinutrisi dibanding dengan tempe. Apakah itu berarti tempe lebih baik dibandingkan dengan tahu? Ya, bisa dikatakan begitu.
Tingginya asam fitat dalam kedelai akan mengganggu proses pencernaan beberapa mineral, seperti kalsium, magnesium, tembaga, zinc dan zat besi. Asam fitat hanya bisa disingkirkan dari kedelai dengan cara fermetnasi yang lama, seperti yang dilakukan dalam pembuatan tempe. Sementara dengan cara-cara seperti direndam, dimasak secara perlahan dan lama, ditunas (seperti pada tauge) tidak mampu mengurangi kandungan asam fitat dalam biji kedelai secara berarti.

Asam fitat atau fitat sebenarnya banyak terkandung dalam tanaman, jadi mereka yang biasa mengonsumsi lalapan akan banyak memasukkan fitat ke dalam tubuhnya. Proses pemasakan dapat mengurangi jumlah fitat yang terkandung dalam sayuran. Namun, asam fitat (fitat) pada tumbuhan tidak sebanyak seperti yang terdapat pada biji-bijian, termasuk kedelai.

Tidak hanya mineral, fitat ternyata juga mengganggu proses pencernaan karbohidrat, protein dan lemak. Kemampuan fitat dalam mengganggu pencernaan beberapa nutrisi tersebut tentu merugikan bagi tubuh. So, sudah jelas bahwa tempe mengungguli tahu dalam hal ketersediaan nutrisi bagi tubuh. Jadi, jangan ragu lagi mengonsumsi makanan asli Indonesia yang telah mendunia ini.