Pemimpin kelompok militan Katibah Nusantara, Muhammad Bahrun Naim, disebut sebagai terduga dalang aksi teror di Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1). Kini, Bahrun Naim dikatakan berada di Kota Raqqa, Suriah, yang menjadi basis kelompok ekstremis ISIS.
Berikut adalah delapan hal yang perlu diketahui tentang Muhammad Bahrun Naim:
1. Pernah Menjadi Seorang Teknisi Komputer
Pria yang diyakini berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah, itu pernah bekerja sebagai teknisi komputer dan menjalankan sebuah kafe internet di Surakarta.
Pria yang diyakini berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah, itu pernah bekerja sebagai teknisi komputer dan menjalankan sebuah kafe internet di Surakarta.
2. Pernah Mendekam di Penjara
Pada November 2010, Satuan Elite Kontra Terorisme Detasemen 88 menyita ratusan peluru dari rumah Bahrun. Ia dijatuhi hukuman dua setengah tahun penjara pada 2011 atas kepemilikan amunisi ilegal. Namun, pengadilan tak menemukan cukup bukti yang mengarah pada tuduhan teror. Setelah menghabiskan masa hukumannya, Bahrun menghilang dan diduga pindah ke Suriah.
Pada November 2010, Satuan Elite Kontra Terorisme Detasemen 88 menyita ratusan peluru dari rumah Bahrun. Ia dijatuhi hukuman dua setengah tahun penjara pada 2011 atas kepemilikan amunisi ilegal. Namun, pengadilan tak menemukan cukup bukti yang mengarah pada tuduhan teror. Setelah menghabiskan masa hukumannya, Bahrun menghilang dan diduga pindah ke Suriah.
3. Berambisi Jadi Pemimpin ISIS Asia TenggaraKapolda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian, mengatakan, Naim berambisi menjadi "pemimpin" ISIS di Indonesia. Terlebih, Katibah Nusantara merupakan unit militer Asia Tenggara di bawah ISIS yang merekrut militan dari Indonesia, Malaysia, dan beberapa wilayah lain.
4. Aktif Menulis di BlogNaim memiliki blog yang isinya banyak mengarsipkan serangan yang dilakukan oleh afiliasi ISIS. Ada banyak tulisan yang berisi informasi cara membuat bahan peledak hingga strategi aksi teror.
5. Belajar dari Serangan Paris
Setelah serangan teror di Paris pada November 2015, Naim menerbitkan sebuah tulisan berjudul "Belajar dari Serangan Paris" di blognya. Ia mendesak para pendukungnya di Indonesia untuk mempelajari perencanaan, penargetan, waktu, koordinasi, keamanan, dan keberanian para militan Paris.
Setelah serangan teror di Paris pada November 2015, Naim menerbitkan sebuah tulisan berjudul "Belajar dari Serangan Paris" di blognya. Ia mendesak para pendukungnya di Indonesia untuk mempelajari perencanaan, penargetan, waktu, koordinasi, keamanan, dan keberanian para militan Paris.
6. Mencari Waktu yang Tepat Meneror JakartaPerbincangan Naim dengan kantor berita Reuters pada 24 November 2015 melalui aplikasi pesan telegram. Dalam perbincangan yang difasilitasi salah seorang rekanan Naim itu, ia mengatakan telah ada cukup banyak pendukung ISIS untuk "beraksi" di Indonesia. Naim berujar, ia menanti pemicu yang tepat. Tidak lama setelah perbincangan itu, pejabat intelijen mulai menyebar pesan bahwa serangan terhadap Indonesia sudah dekat.
7. Merencanakan Teror Sejak Lama untuk IndonesiaPolisi Indonesia meyakini Naim yang diduga sebagai dalang serangan Jakarta telah merencanakan hal itu sejak lama. Juru bicara polisi Anton Charliyan mengatakan, Naim bahkan telah mengirim uang ke Indonesia untuk membiayai serangan.
8. Tak akan Pernah Kembali ke IndonesiaNaim dikabarkan tak memiliki rencana untuk kembali ke Indonesia. Dalam perbincangannya dengan Reuters, Naim mengatakan, ia menikmati kehidupan di Suriah dan tidak berencana untuk kembali ke rumah. "Saya bergerak tergantung ke mana pemimpin kami memerintah. Kondisi di Suriah sangat baik, ada listrik, akomodasi, dan air gratis. Layanan yang diberikan lebih baik dan lebih murah daripada di Indonesia," katanya.