Mengenaskan Kisah artis sinetron pemeran tuyul dan jin lara di masa tua


Hidup seperti roda berputar. Kadang di atas dan terkadang berada di bawah. Seperti kisah hidup pemeran Tuyul dan Om Jin bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

M Amin contohnya, dia adalah pria yang dikenal berkat perannya sebagai jin dalam sinetron 'Jin dan Jun' yang ditayangkan di stasiun televisi RCTI pada tahun 1996. Siapa sangka, di penghujung karirnya, nama pria keturunan Pakistan ini dilupakan begitu saja. Bahkan kabar kematiannya, pada 2013 silam luput dari pemberitaan media massa.

Sebelum meninggal dunia, M Amin diketahui tinggal di kawasan Rawa Belong, Kebon Jeruk,Jakarta Barat. Amin tinggal di sebuah rumah, yang ditempatinya setelah dirinya tidak membintangi tokoh Om Jin.

"Oh, dia mah tinggal di sini pas sudah ga main jadi Om Jin lagi. Pas dia meninggal, rumahnya juga sudah dijual," kata tetangga Amin, Ibu Aas, saat ditemui merdeka.com di kawasan tempat tinggal Om Jin, Senin (29/6).

Aas menambahkan, setelah tidak membintangi sinetron 'Jin dan Jun', Amin tidak lagi mempunyai pekerjaan tetap. Setiap hari, Amin hanya 'sibuk' berkeliling sekitar kawasan Rawa Belong. "Kerjaannya gitu, jalan ke sana sini. Kadang saya juga kasihan lihatnya," ujar wanita tua tersebut.

Tak hanya Amin, nama Bambang Triyono dikenal baik di era tahun 90an melalui sinetron TUYUL dan MBAK YUL dalam tokoh Kentung juga mengalami hal sama. Dulu dia punya banyak uang, semua itu sirna semenjak dirinya tak lagi menjadi seorang aktor atau pelawak.

Kehidupannya berubah drastis menjadi sangat mengenaskan. Bambang Triyono harus rela hidup dalam sebuah rumah kos sempit yang pastinya tak nyaman. Kesehatannya pun tak lagi prima karena menderita stroke sejak tahun 2010 silam.

Kondisi memprihatinkan ini diungkapkan oleh seorang pegawai Dinas Sosial DIY, Feriawan Agung Nugroho. Pertemuannya dengan Bambang ternyata berbuah cerita panjang dari karir si pemeran jin tambun tersebut.

"Butuh waktu banyak untuk bisa memulai pembicaraan pada masa kenapa ia bisa sampai seperti ini. Dia ceritakan, ketika dia kena penyakit tidak bisa berdiri, kakinya patah, kemudian rezeki patah pula. Tidak ada panggilan manggung, istrinya juga menceraikan dia," ujar Feriawan Agung Nugroho saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Kondisi Bambang Triyono saat itu memang seakan digantung berat. Banyak orang sebenarnya mempunyai niatan baik untuk membawanya ke panti jompo, namun karena usianya yang saat itu masih 58 tahun menyebabkan dirinya tak bisa dirujuk ke panti karena masalah administrasi.

"Dia tidak bisa dirujuk ke panti waktu itu. Tidak bisa karena usianya masih di bawah 58 mau 59 tahun, sementara untuk bisa masuk panti harus berusia 60 ke atas. Di samping itu, dengan kondisi seperti itu, panti tidak sanggup," ujar Feriawan Agung Nugroho.

"Akhirnya kami pending. Sambil menunggu selama itu, saya dan teman-teman mendonasikan uang kepada dia, sebagai penyambung hidup sampai dia meninggal pada Februari," tambahnya.

Pada bulan Februari 2015 lalu, Bambang Triyono alias Kentung menghembuskan napas terakhirnya. Aktor sekaligus pelawak Srimulat ini dimakamkan di Bantul, Jawa Tengah.


Via:merdeka.com